Belajar Pantang Menyerah dari “Diana Golden”
Hazairin Bakri (Ketua DPU SP BNI Semarang Periode Thn 2009-2011)
Saat ini menjabat sebagai Pemimpin BNI KLN KLATEN, KCU SRS
SALAM SP...!!
Siapakah Diana Golden ?
kenapa untuk tangguh kita bisa mengambil inspirasi dari dia ?
Dan bagaimana caranya
merubah situasi dari sebuah lingkungan yang tidak menyenangkan dan diri sendiri
juga kebetulan sulit untuk berubah karena mental sudah “give up” pada kondisi
yang sulit ?
Mari kita belajar dari
Diana Golden yang tangguh dan berani menghadapi kesulitan hidup. Tujuan dari
tulisan ini adalah semoga setelah membaca kisah inspiratif dari Diana Golden
yang tangguh dan berani menghadapi tantangan hidup, kita semua akan termotivasi
dan terinspirasi untuk “Fight On” dalam menghadapi permasalahan hidup yang seakan-akan tidak ada titik terangnya
dalam hidup ini.
Diana Golden adalah
atlet Skiing (sky) bertaraf internasional untuk katagori orang-orang cacat
(disable) dan sekaligus satu-satunya atlit disable yang ikut bertarung pada
olimpiade skiing untuk orang-orang normal. Terlahir di Lincoln, Massachusetts,
USA pada 20 Maret
1963. Pada umur 12 tahun kaki kanannya
harus diamputasi karena kanker. Namun demikian setelah masa rehabilitasinya
selesai dia tetap aktif pada cabang olah raga kesukaannya skiing (sky) dan dia
bahkan meraih medali emas pada olimpiade orang cacat. Atas prestasi tersebut
Diana Golden tidak pernah meras puas, bahkan dia selalu bertanya kenapa hanya
berlomba di katagori orang disable (cacat) saja. Untuk itu Diana Golden terus
berlatih dengan tekun dan pantang menyerah, sehinggan pada akhirnya Diana
Golden direkomendasikan untuk bisa ikut kejuaraan olimpiade skiing untuk
orang-orang normal. Bayangkan orang cacat dengan 1 (satu) kaki ikut
bersaing/berkompetisi di arena sekelas olimpiade dengan orang-orang normal.
Sebenarnya yang mau
dipelajari dan dipahami dalam tulisan ini adalah bukannya perjuangan Diana
Golden dalam merubah medali emas, meskipun itu sudah sangat spektakuler dengan
sendirinya, tetapi yang mau kita bahas adalah bagaimana Diana Golden mampu
mengatasi perjuangan hidup melawan kanker.
Sesuai kesaksiannya,
Diana Golden pada usia 12 tahun harus kehilangan kaki kanannya untuk
diamputasi, kemudian pada usia 29 harus kehilangan kedua payudaranya karena terkena
kanker payudara dan ironisnya operasi payudara tersebut dilakukan pada malam
tahun baru, serta beberapa bulan kemudian harus diangkat kandungannya yang juga
terkena kanker sehingga tidak bisa menjadi seorang ibu yang sempurna, bahkan
untuk menghibur dirinya sendiri, dia mengadopsi anak anjing, yang untuk
beberapa minggu kemudian anak anjing itupun mati karena terserang sebuah
penyakit. Saking putus asanya Diana Golden memutuskan untuk bunuh diri. Namun
wanita tangguh ini akhirnya mampu mengatasi gejolak batin dan mengatasi cobaan
hidup yang sangat berat.
Pertanyaanya, apa yang
dilakukan Diana Golden sehingga dia tetap termotivasi, bahkan untuk itu dia mau
berkeliling dunia untuk memberikan kesaksian untuk memotivasi orang lain.
Menurut Diana Golden
ada bebarapa hal yang harus dilakukan takala kita berada pada kondisi tidak
menyenangkan dan diri
sendiri juga kebetulan sulit untuk berubah karena mental sudah “give up” pada
kondisi yang sulit ?...dan kuncinya adalah :
1.
COURAGE atau KEBERANIAN
“Courage” atau keberanian memang
selalu berbeda untuk masing-masing person. Bagi
sebagian orang mengisi bensin secara self service itu adalah hal yang
biasa dan sama sekali tidak memerlukan “courage” atau keberanian, namun bagi
orang lain, misalnya yang buta huruf melakukan hal yang sama/sejenis memerlukan
sebuah keberanian yang luar biasa. Untuk orang-orang tertentu “courage”
diperlukan untuk hal-hal yang spektakuler, misalkan harus menyanyi di hadapan
petinggi atau pejabat negara atau dihadapan ribuan penonton, untuk orang
lainnya lagi “courage” diperlukan hanya
untuk mempertahankan hidup agar bisa menjalani kehidupan hari demi hari. Namun
apapun bentuknya, “courage” adalah sebuah keberanian untuk keluar dari “zona
nyaman” dan untuk menghadapi semua
ketakutan agar dapat mendorong kita menuju one step at time. “Courage” adalah
juga bagaimana cara kita menjalankan kehidupan di hari demi hari. Diana Golden
juga mengatakan “hadapilah tantangan hidupmu satu demi satu, satu hari demi
satu hari dan satu langkah demi satu langkah”.
2.
CONFRONT YOUR FEARS (Hadapi Ketakutan
Anda)
Diana Golden memberikan kesaksian
bagaimana dia harus mandi bersama-sama di shower umum di sebuah gym tanpa
penghalang/sekat sehabis berlatih skiing. Bagaimana Diana Golden menghadapi
rasa minder melihat teman-teman sesama pemain skiing baik yang telah dikenal
maupun yang belum dikenal memiliki tubuh yang utuh dan sempurna. Pada awalnya
Diana Golden memang sangat minder sekali. Namun akhirnya dia mampu menghadapi
rasa minder dan ketakutannya tersebut. Sebenarnya sejak menjalani operasi demi
operasi Diana Golden tidak pernah mau melihat dirinya secara utuh di kaca
kecuali hanya untuk melihat wajahnya. Dia selalu menghindar untuk melihat
“body-nya”, karena masih belum bisa menerima keadaanya sendiri. Namun
lama-kelamaan Diana Golden sadar bahwa dia tidak bisa menjalani hidupnya
seperti ini, hingga pada suatu hari dia dengan jujur dan berani melihat
tubuhnya secara utuh didepan kaca, dan akhirnya dia dapat menerima takdir ini
bahwa inilah Diana Golden yang sebenarnya dengan segala kekurangan dan
kelebihannya. Jadi kunci dari perubahan Diana Golden adalah ketika dia berani menghadapi ketakutan
dirinya sendiri. Bagi Diana Golden keberanian untuk melihat tubuh dirinya
sendiri secara terbuka dan jujur memerlukan lebih banyak “courage” dari pada melakukan
skiing dengan kecepatan 120 km/jam menuruni gunung Aspen atau bahkan memerlukan
lebih banyak lagi ‘courage” dari pada menang dan memperoleh medali emas di
kancah olimpiade skiing. Sahabat, kita semua punya ketakutan masing-masing, dan
saran Diana Golden untuk itu adalah “ Let’s Confront our fears, honesly and
openly face to face. Harus selalu diingat bahwa setiap perubahan datangnya dari
diri sendiri dan lebih diingat lagi bahwa setiap person adalah spesial, karena
setiap manusia adalah ciptaan Tuhan.
Diana Golden juga mengatakan “You
don’t have to confront every fears” atau kita tidak harus menghadapi semua
ketakutan yang ada, karena “fear is not always logical” (ketakutan tidak selalu
masuk akal). Menurut Diana Golden kita hanya perlu menghadapi ketakutan-ketakutan
kita yang bisa menghalangi kesuksesan dan keberhasilan kita saja. Ketakutan
yang tidak berpengaruh sama sekali
dengan keberhasilan kita, ya biarkan saja. Sebagai contoh Diana Golden sangat
takut sekali dengan binantang cacing. Namun dalam profesi dia sebagai pemain
skiing profesional atau profesi dia sebagai motivator kelas dunia jarang sekali
dia akan bertemu dengan cacing. Jadi “fear” Diana Golden tergadap cacing
bukanlah hal yang dapat menghalangi kesuksesan dan kemajuannya sebagai atlet
skiing dan motivator atau dengan kata lain meskipun ada ketakutan dengan cacing
yang amat sangat, dia tidak perlu menghadapi dan mengatasi ketakutan itu,
karena cacing tidak akan pernah bisa menghalangi keberhasilannya.
3.
COURAGE ALSO MEAN’S KEEP COMING BACK (PANTANG
MENYERAH)
Kita sudah bahas bagaimana Diana
Golden memiliki keberanian untuk confront a fears, dan dengan melihat dirinya
sendiri secara utuh, terbuka dan jujur di depan kaca selama ± 20 menit...
akhirnya semua masalah sudah selesai. Namun Diana Golden juga mengingatkan pula
bahwa “courage” bisa dalam bentuk “keep coming back” atau pantang menyerah.
Sebagai contoh seorang salesman yang tetap mencoba dan tidak pernah menyerah
walaupun sudah ditolak berulang kali, atau seperti seorang wira usaha yang
tetap mencoba lagi dan mencoba lagi meski sudah beberapa kali usahanya
mengalami kegagalan atau juga bisa seperti seseorang yang berulang kali
mengirim surat lamaran kerja meski sering ditolak itu adalah apa yang disebut
Diana Golden sebagai Keep Coming Back. Diana Golden cerita bahwa takala dia berlomba
di katagori orang cacat olimpiade skiing, dia selalu berada di posisi terakhir,
bahkan ada kompetitornya yang lain meremehkan dia, sehingga Diana Golden juga
sempat patah semangat. Suara kecil dalam batinnya mengatakan “sudahlah Diana,
menyerah sajalah”, tapi suara lainnya juga berkata “ masa begini saja menyerah,
ayo donk bangkit !!!”, dan Diana Golden memilih bagkit. Akhirnya dari posisi
buntut, Diana melakukan latihan secara terus menerus tanpa pantang menyerah,
hingga dia memperoleh medali emas dan dapat masuk pada olimpiade skiing untuk
orang-orang normal. Itu sungguh-sungguh perlu “courage” untuk pantang
menyerah.....pantang menyerah....pantang menyerah, and some time “courage”
mean’s just PANTANG MENYERAH. HAVE COURAGE ALL MY FRENDS.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar