Minggu, 06 Oktober 2013

FIGHTING SPIRIT

Belajar Pantang Menyerah dari “Diana Golden”


 
Hazairin Bakri (Ketua DPU SP BNI Semarang Periode Thn 2009-2011)

Saat ini menjabat sebagai Pemimpin BNI KLN KLATEN, KCU SRS

 


SALAM SP...!!
 
Siapakah Diana Golden ? kenapa untuk tangguh kita bisa mengambil inspirasi dari dia ?
 
Dan bagaimana caranya merubah situasi dari sebuah lingkungan yang tidak menyenangkan dan diri sendiri juga kebetulan sulit untuk berubah karena mental sudah “give up” pada kondisi yang sulit ?
 
Mari kita belajar dari Diana Golden yang tangguh dan berani menghadapi kesulitan hidup. Tujuan dari tulisan ini adalah semoga setelah membaca kisah inspiratif dari Diana Golden yang tangguh dan berani menghadapi tantangan hidup, kita semua akan termotivasi dan terinspirasi untuk “Fight On” dalam menghadapi permasalahan hidup  yang seakan-akan tidak ada titik terangnya dalam hidup ini.
 
Diana Golden adalah atlet Skiing (sky) bertaraf internasional untuk katagori orang-orang cacat (disable) dan sekaligus satu-satunya atlit disable yang ikut bertarung pada olimpiade skiing untuk orang-orang normal. Terlahir di Lincoln, Massachusetts, USA pada                  20 Maret 1963.  Pada umur 12 tahun kaki kanannya harus diamputasi karena kanker. Namun demikian setelah masa rehabilitasinya selesai dia tetap aktif pada cabang olah raga kesukaannya skiing (sky) dan dia bahkan meraih medali emas pada olimpiade orang cacat. Atas prestasi tersebut Diana Golden tidak pernah meras puas, bahkan dia selalu bertanya kenapa hanya berlomba di katagori orang disable (cacat) saja. Untuk itu Diana Golden terus berlatih dengan tekun dan pantang menyerah, sehinggan pada akhirnya Diana Golden direkomendasikan untuk bisa ikut kejuaraan olimpiade skiing untuk orang-orang normal. Bayangkan orang cacat dengan 1 (satu) kaki ikut bersaing/berkompetisi di arena sekelas olimpiade dengan orang-orang normal.
 
Sebenarnya yang mau dipelajari dan dipahami dalam tulisan ini adalah bukannya perjuangan Diana Golden dalam merubah medali emas, meskipun itu sudah sangat spektakuler dengan sendirinya, tetapi yang mau kita bahas adalah bagaimana Diana Golden mampu mengatasi perjuangan hidup melawan kanker.
 
Sesuai kesaksiannya, Diana Golden pada usia 12 tahun harus kehilangan kaki kanannya untuk diamputasi, kemudian pada usia 29 harus kehilangan kedua payudaranya karena terkena kanker payudara dan ironisnya operasi payudara tersebut dilakukan pada malam tahun baru, serta beberapa bulan kemudian harus diangkat kandungannya yang juga terkena kanker sehingga tidak bisa menjadi seorang ibu yang sempurna, bahkan untuk menghibur dirinya sendiri, dia mengadopsi anak anjing, yang untuk beberapa minggu kemudian anak anjing itupun mati karena terserang sebuah penyakit. Saking putus asanya Diana Golden memutuskan untuk bunuh diri. Namun wanita tangguh ini akhirnya mampu mengatasi gejolak batin dan mengatasi cobaan hidup yang sangat berat.
 
Pertanyaanya, apa yang dilakukan Diana Golden sehingga dia tetap termotivasi, bahkan untuk itu dia mau berkeliling dunia untuk memberikan kesaksian untuk memotivasi orang lain.
 
Menurut Diana Golden ada bebarapa hal yang harus dilakukan takala kita berada pada kondisi tidak menyenangkan dan diri sendiri juga kebetulan sulit untuk berubah karena mental sudah “give up” pada kondisi yang sulit ?...dan kuncinya adalah :
 
1.   COURAGE atau KEBERANIAN
 
“Courage” atau keberanian memang selalu berbeda untuk masing-masing person.  Bagi     sebagian orang mengisi bensin secara self service itu adalah hal yang biasa dan sama sekali tidak memerlukan “courage” atau keberanian, namun bagi orang lain, misalnya yang buta huruf melakukan hal yang sama/sejenis memerlukan sebuah keberanian yang luar biasa. Untuk orang-orang tertentu “courage” diperlukan untuk hal-hal yang spektakuler, misalkan harus menyanyi di hadapan petinggi atau pejabat negara atau dihadapan ribuan penonton, untuk orang lainnya lagi “courage” diperlukan  hanya untuk mempertahankan hidup agar bisa menjalani kehidupan hari demi hari. Namun apapun bentuknya, “courage” adalah sebuah keberanian untuk keluar dari “zona nyaman”  dan untuk menghadapi semua ketakutan agar dapat mendorong kita menuju one step at time. “Courage” adalah juga bagaimana cara kita menjalankan kehidupan di hari demi hari. Diana Golden juga mengatakan “hadapilah tantangan hidupmu satu demi satu, satu hari demi satu hari dan satu langkah demi satu langkah”.
 
2.   CONFRONT YOUR FEARS (Hadapi Ketakutan Anda)
 
Diana Golden memberikan kesaksian bagaimana dia harus mandi bersama-sama di shower umum di sebuah gym tanpa penghalang/sekat sehabis berlatih skiing. Bagaimana Diana Golden menghadapi rasa minder melihat teman-teman sesama pemain skiing baik yang telah dikenal maupun yang belum dikenal memiliki tubuh yang utuh dan sempurna. Pada awalnya Diana Golden memang sangat minder sekali. Namun akhirnya dia mampu menghadapi rasa minder dan ketakutannya tersebut. Sebenarnya sejak menjalani operasi demi operasi Diana Golden tidak pernah mau melihat dirinya secara utuh di kaca kecuali hanya untuk melihat wajahnya. Dia selalu menghindar untuk melihat “body-nya”, karena masih belum bisa menerima keadaanya sendiri. Namun lama-kelamaan Diana Golden sadar bahwa dia tidak bisa menjalani hidupnya seperti ini, hingga pada suatu hari dia dengan jujur dan berani melihat tubuhnya secara utuh didepan kaca, dan akhirnya dia dapat menerima takdir ini bahwa inilah Diana Golden yang sebenarnya dengan segala kekurangan dan kelebihannya. Jadi kunci dari perubahan Diana Golden adalah  ketika dia berani menghadapi ketakutan dirinya sendiri. Bagi Diana Golden keberanian untuk melihat tubuh dirinya sendiri secara terbuka dan jujur memerlukan lebih banyak “courage” dari pada melakukan skiing dengan kecepatan 120 km/jam menuruni gunung Aspen atau bahkan memerlukan lebih banyak lagi ‘courage” dari pada menang dan memperoleh medali emas di kancah olimpiade skiing. Sahabat, kita semua punya ketakutan masing-masing, dan saran Diana Golden untuk itu adalah “ Let’s Confront our fears, honesly and openly face to face. Harus selalu diingat bahwa setiap perubahan datangnya dari diri sendiri dan lebih diingat lagi bahwa setiap person adalah spesial, karena setiap manusia adalah ciptaan Tuhan.
 
Diana Golden juga mengatakan “You don’t have to confront every fears” atau kita tidak harus menghadapi semua ketakutan yang ada, karena “fear is not always logical” (ketakutan tidak selalu masuk akal). Menurut Diana Golden kita hanya perlu menghadapi ketakutan-ketakutan kita yang bisa menghalangi kesuksesan dan keberhasilan kita saja. Ketakutan yang tidak berpengaruh  sama sekali dengan keberhasilan kita, ya biarkan saja. Sebagai contoh Diana Golden sangat takut sekali dengan binantang cacing. Namun dalam profesi dia sebagai pemain skiing profesional atau profesi dia sebagai motivator kelas dunia jarang sekali dia akan bertemu dengan cacing. Jadi “fear” Diana Golden tergadap cacing bukanlah hal yang dapat menghalangi kesuksesan dan kemajuannya sebagai atlet skiing dan motivator atau dengan kata lain meskipun ada ketakutan dengan cacing yang amat sangat, dia tidak perlu menghadapi dan mengatasi ketakutan itu, karena cacing tidak akan pernah bisa menghalangi keberhasilannya.
 
3.   COURAGE  ALSO MEAN’S KEEP COMING BACK (PANTANG MENYERAH)
 
Kita sudah bahas bagaimana Diana Golden memiliki keberanian untuk confront a fears, dan dengan melihat dirinya sendiri secara utuh, terbuka dan jujur di depan kaca selama ± 20 menit... akhirnya semua masalah sudah selesai. Namun Diana Golden juga mengingatkan pula bahwa “courage” bisa dalam bentuk “keep coming back” atau pantang menyerah. Sebagai contoh seorang salesman yang tetap mencoba dan tidak pernah menyerah walaupun sudah ditolak berulang kali, atau seperti seorang wira usaha yang tetap mencoba lagi dan mencoba lagi meski sudah beberapa kali usahanya mengalami kegagalan atau juga bisa seperti seseorang yang berulang kali mengirim surat lamaran kerja meski sering ditolak itu adalah apa yang disebut Diana Golden sebagai Keep Coming Back. Diana Golden cerita bahwa takala dia berlomba di katagori orang cacat olimpiade skiing, dia selalu berada di posisi terakhir, bahkan ada kompetitornya yang lain meremehkan dia, sehingga Diana Golden juga sempat patah semangat. Suara kecil dalam batinnya mengatakan “sudahlah Diana, menyerah sajalah”, tapi suara lainnya juga berkata “ masa begini saja menyerah, ayo donk bangkit !!!”, dan Diana Golden memilih bagkit. Akhirnya dari posisi buntut, Diana melakukan latihan secara terus menerus tanpa pantang menyerah, hingga dia memperoleh medali emas dan dapat masuk pada olimpiade skiing untuk orang-orang normal. Itu sungguh-sungguh perlu “courage” untuk pantang menyerah.....pantang menyerah....pantang menyerah, and some time “courage” mean’s just PANTANG MENYERAH. HAVE COURAGE ALL MY FRENDS.

 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar